Profil Desa Sucen

Ketahui informasi secara rinci Desa Sucen mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sucen

Tentang Kami

Desa Sucen di Salam, Magelang, merupakan pusat kreativitas dan budaya yang hidup. Dikenal sebagai sentra kerajinan bambu berkualitas dan basis pelestarian Tari Soreng yang gagah, desa agraris ini menawarkan perpaduan otentik antara seni, tradisi, dan alam

  • Sentra Kerajinan Bambu

    Sucen telah lama dikenal sebagai pusat perajin bambu yang terampil, menghasilkan berbagai produk mulai dari perabotan hingga suvenir yang menjadi pilar ekonomi kreatif desa.

  • Benteng Pelestarian Tari Soreng

    Desa ini menjadi basis bagi beberapa kelompok kesenian yang aktif menjaga dan mementaskan Tari Soreng, sebuah tarian tradisional prajurit yang gagah dan enerjik khas Magelang.

  • Infrastruktur Wisata Modern

    Kehadiran Balkondes Sucen yang didukung oleh BUMN PT Nindya Karya menyediakan fasilitas akomodasi dan pertemuan modern, yang berfungsi sebagai gerbang untuk menjelajahi potensi desa.

XM Broker

Di tengah hamparan subur Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, terdapat sebuah desa di mana kreativitas dan tradisi tumbuh serumpun laksana bambu yang menjadi ikonnya. Desa Sucen bukanlah sekadar pemukiman agraris biasa; ia adalah sebuah panggung kehidupan di mana jari-jemari terampil mengubah bilah bambu menjadi karya seni dan hentakan kaki para penari Soreng menjaga api semangat warisan leluhur. Desa ini menawarkan sebuah harmoni yang indah antara ketekunan ekonomi kreatif, kekayaan budaya, dan denyut kehidupan pedesaan yang otentik.

Geografi, Wilayah, dan Demografi

Secara geografis, Desa Sucen terletak di lokasi yang strategis, tidak jauh dari jalur utama Jogja-Magelang, menjadikannya mudah diakses namun tetap mempertahankan suasana pedesaan yang asri. Wilayahnya cenderung datar dan subur, dialiri oleh beberapa sungai kecil yang mendukung aktivitas pertanian, dengan Sungai Putih menjadi salah satu penanda hidrologis penting di kawasan tersebut.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Sucen ialah 2,17 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi delapan dusun, yaitu Dusun Sucen, Diwak, Karanglo, Kleseman, Jetis, Nabin, Daleman, dan Gebayan. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Seloboro, sebelah timur dengan Desa Kadiluwih, sebelah selatan dengan Desa Baturono, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Somoketro.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Sucen sebanyak 4.321 jiwa, yang terdiri dari 2.181 penduduk laki-laki dan 2.140 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yakni sekitar 1.991 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas yang dinamis dan padat.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Sucen, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Slamet, berperan aktif dalam membina dan mengembangkan potensi unik yang dimiliki warganya. Fokus utama tata kelola desa adalah menciptakan ekosistem yang mendukung bagi para perajin bambu, sanggar-sanggar kesenian, serta sektor pertanian. Pemerintah desa menjadi jembatan antara para pelaku UMKM dengan pasar yang lebih luas, serta memfasilitasi berbagai kegiatan budaya sebagai upaya pelestarian dan promosi identitas desa.

Urat Nadi Kreativitas: Sentra Kerajinan Bambu

Kekuatan utama dan pembeda Desa Sucen terletak pada industri kerajinan bambunya. Selama beberapa generasi, masyarakat desa telah mewarisi keahlian mengolah bambu menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi. Keterampilan ini bukan sekadar mata pencaharian, melainkan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas sosial dan budaya masyarakat Sucen. Bambu-bambu pilihan dari kebun-kebun lokal diubah menjadi aneka produk fungsional dan estetis.Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari perabotan rumah tangga seperti kursi, meja, dan rak, hingga barang-barang kerajinan yang lebih rumit seperti kap lampu, hiasan dinding, besek (wadah makanan tradisional), dan aneka suvenir. Para perajin di Sucen terkenal dengan hasil karyanya yang rapi, kuat, dan inovatif. Banyak dari mereka yang melayani pesanan khusus dari berbagai daerah, bahkan beberapa produknya telah menembus pasar ekspor. Keberadaan sentra kerajinan ini menjadikan Desa Sucen sebagai salah satu pemasok utama produk bambu di kawasan Magelang dan sekitarnya.

Panggung Budaya: Gempita Kesenian Tari Soreng

Jika kerajinan bambu adalah napas ekonomi kreatifnya, maka Tari Soreng adalah detak jantung budayanya. Desa Sucen dikenal sebagai salah satu basis utama pelestarian Tari Soreng, sebuah tarian rakyat yang menggambarkan kegagahan prajurit dari Kadipaten Jipang Panolan di bawah pimpinan Aryo Penangsang. Tarian ini sangat enerjik, didominasi oleh gerakan-gerakan yang tegas dan dinamis, diiringi oleh musik gamelan yang bertempo cepat.Di Desa Sucen, terdapat beberapa sanggar atau kelompok kesenian yang secara rutin berlatih dan mementaskan tarian ini. Bagi masyarakat, Tari Soreng bukan sekadar pertunjukan, melainkan juga media ekspresi, pelestarian sejarah, dan sarana untuk mempererat ikatan komunal. Para penari, yang biasanya kaum pria dari berbagai usia, mengenakan kostum prajurit yang khas dengan riasan wajah yang mencolok. Kehadiran kelompok Tari Soreng dari Sucen sering kali menjadi primadona dalam berbagai festival budaya dan acara hajatan di tingkat lokal maupun regional.

Potensi Ekonomi Pendukung dan Infrastruktur Pariwisata

Di luar bambu dan seni tari, fondasi ekonomi Desa Sucen tetap bertumpu pada sektor pertanian. Hamparan sawah yang subur menghasilkan padi dan palawija yang menopang ketahanan pangan warga. Sinergi antara pertanian dan industri kreatif menciptakan model ekonomi desa yang tangguh.Untuk mendukung potensi desa sebagai tujuan wisata budaya dan kreatif, di Desa Sucen telah dibangun Balkondes (Balai Ekonomi Desa). Didukung oleh BUMN PT Nindya Karya, Balkondes Sucen menyediakan fasilitas modern yang terdiri dari pendopo serbaguna, restoran, dan unit-unit homestay berdesain unik yang terinspirasi dari lumbung padi. Kehadiran Balkondes ini berfungsi sebagai gerbang bagi para wisatawan yang ingin mengeksplorasi lebih dalam keunikan Desa Sucen, baik untuk belajar kerajinan bambu, menyaksikan pertunjukan Tari Soreng, maupun sekadar menikmati suasana pedesaan yang asri.

Penutup: Desa yang Merawat Jiwa

Desa Sucen adalah sebuah contoh sempurna bagaimana sebuah komunitas dapat tumbuh dengan merawat jiwanya. Jiwa itu tecermin dalam kelenturan bilah-bilah bambu yang diubah menjadi karya, dan dalam semangat yang terpancar dari setiap hentakan kaki penari Soreng. Desa ini tidak hanya menawarkan produk atau pertunjukan, tetapi juga sebuah pelajaran tentang pentingnya menjaga warisan—baik itu warisan keterampilan maupun warisan budaya. Di tengah arus modernisasi, Sucen tetap teguh sebagai desa yang kreatif, berbudaya, dan penuh pesona.